Jakarta, 4 September 2025 – Insiden penjarahan terhadap kediaman politikus Ahmad Sahroni, mantan anggota DPR RI dari Partai NasDem, menjadi sorotan intens sejak gelombang demonstrasi mulai bergolak akhir Agustus lalu.
Kejadian Penjarahan
Pada 30 Agustus 2025, dalam gelombang protes yang awalnya menuntut perubahan sosial dan ekonomi, sejumlah massa melanjutkan aksinya dengan menyerbu rumah-rumah pejabat publik—termasuk kediaman Sahroni di Tanjung Priok—walau telah dijaga oleh aparat keamanan. Momen ini terekam dalam timeline peristiwa kerusuhan agustus 2025 Wikipedia.
Barang Mewah dan Viral
Dalam insiden tersebut, berbagai objek mewah dilaporkan diambil oleh massa, termasuk sebuah patung Iron Man setinggi manusia dan barang-barang elektronik. Adegan ketika warga meneriakkan “Duit rakyat!” saat menggulingkan barang mewah dari rumah Sahroni viral di berbagai kanal media Wikipedia.
Isu Flashdisk Misterius
Tak hanya barang mewah, isu kehilangan sebuah flashdisk berwarna putih ikut viral dengan cepat di media sosial. Sahroni disebut meminta agar hanya flashdisk itu saja yang dikembalikan, sementara tas Louis Vuitton hitamnya boleh dibawa massal kembali .
Permintaan seperti, “ambil saja tasnya, tapi kembalikan flashdisknya—isi sangat penting,” memicu spekulasi liar netizen tentang data penting apa yang mungkin tersimpan di dalamnya .
NasDem Angkat Bicara
Partai NasDem menyatakan bahwa fenomena akun palsu yang menyebarkan narasi terkait flashdisk Sahroni bisa jadi merupakan upaya pembunuhan karakter. Ketua Fraksi NasDem, Viktor Bungtilu Laiskodat, memperingatkan masyarakat agar tidak terpancing hoaks yang bisa menghancurkan reputasi seseorang .
Sementara itu, tim Cek Fakta media juga mengonfirmasi bahwa akun-akun yang menyebarkan narasi flashdisk adalah palsu atau scam, dan beberapa di antaranya bahkan digunakan untuk phishing dan penipuan digital
Isu flashdisk putih milik Ahmad Sahroni yang hilang saat rumahnya dijarah dan permintaannya agar hanya flashdisk tersebut dikembalikan, telah menjelma menjadi isu publik yang sensasional. Namun, investigasi independen mengingatkan bahwa akun-akun pengklaim meminta flashdisk sebenarnya tidak resmi, dan dapat menimbulkan risiko hoaks atau penipuan—apabila tidak dibedakan secara cermat.
