Pekalongan – Di balik kemeriahan pelantikan Srikandi dan Kopasti Squad Nusantara Kabupaten Pekalongan periode 2025–2029, terselip peran penting El Kartika Promedia sebagai event organizer (EO) yang sukses mengemas acara tersebut menjadi sebuah pertunjukan penuh makna.
Acara yang digelar di Café Loe Me N To, Kajen, pada Selasa (28/10/2025) ini tak hanya menghadirkan prosesi pelantikan, tetapi juga menyajikan ragam pertunjukan budaya, pameran UMKM, dan fashion show yang memadukan unsur seni, ekonomi kreatif, serta pemberdayaan perempuan.

Ketua Panitia sekaligus pimpinan El Kartika Promedia, Eli Kartika, mengungkapkan bahwa seluruh rangkaian acara dirancang dengan konsep perjalanan perempuan Srikandi “Putri Tanjung”.
“Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan, meski dihadapkan pada berbagai tantangan dalam hidup, tetap bisa menjadi sosok yang kuat dan tangguh,” ujarnya.

Acara dibuka dengan tarian Srikandi Cakilan, menggambarkan semangat dan keberanian perempuan. Setelah itu, pengunjung dimanjakan dengan bazar UMKM yang menampilkan beragam kuliner khas Pekalongan seperti kluban boyok, mie so, jajanan basah, kopi, dan aneka makanan kering.

Suasana semakin semarak dengan fashion show daster yang diperagakan para ibu Srikandi. Eli menuturkan, penampilan ini bukan sekadar hiburan, tetapi memiliki makna mendalam.
“Daster menggambarkan peran perempuan sebagai pahlawan di rumahnya masing-masing. Di Pekalongan, daster juga merupakan salah satu produk unggulan dengan penjualan yang cukup tinggi,” jelasnya.
Fashion show daster tersebut disponsori oleh PT Sari Indah dan Anad Daster.

Selain itu, ditampilkan pula fashion show batik tulis dan kebaya yang disponsori oleh UO Agemanku milik Suprapto. Melalui penampilan ini, panitia ingin menonjolkan keragaman motif batik Pekalongan yang dipadukan dengan keanggunan kebaya.
Puncak acara diisi dengan pelantikan Kopasti (Komando Pasukan Inti) dan Srikandi Putri Tanjung, yang menandai semangat baru organisasi untuk terus berkontribusi di masyarakat.
“Kami berupaya menghadirkan sebuah acara yang bukan hanya seremonial, tetapi juga sarat pesan moral dan apresiasi terhadap potensi lokal,” pungkas Eli Kartika.
