Infokota.online
Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan kembali menggelar program padat karya sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekaligus upaya pemberdayaan masyarakat. Tahun ini, kegiatan difokuskan pada pembersihan enceng gondok, sampah, dan rumput di aliran Sungai Meduri, Kelurahan Pringrejo. Program berlangsung selama sepuluh hari, mulai 17 hingga 28 September 2025.
Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, yang akrab disapa Aaf, secara resmi membuka kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa padat karya tidak hanya bermanfaat menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga membantu warga sekitar menambah penghasilan.
“Melalui padat karya, kami ingin memastikan sungai tetap bersih, alirannya lancar, serta risiko banjir dapat diminimalisir. Selain itu, masyarakat juga mendapat manfaat ekonomi,” kata Aaf.
Aaf mengingatkan warga agar lebih peduli menjaga kebersihan lingkungan, terutama saat musim penghujan. Menurutnya, keberadaan enceng gondok masih menjadi masalah serius di sungai-sungai Pekalongan. Meski sebagian bisa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, jumlahnya sangat banyak sehingga perlu penanganan bersama.
“Keterlibatan masyarakat sangat penting. Tanpa partisipasi aktif warga, masalah enceng gondok tidak akan tuntas,” ujarnya.
Program padat karya ini melibatkan sedikitnya 50 warga Kelurahan Pringrejo yang bekerja setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Mereka didampingi 10 personel teknis dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, serta perangkat kelurahan.
Proses pembersihan sungai juga mendapat dukungan satu unit ekskavator dan dua dump truck guna mempercepat pengangkutan enceng gondok dan sampah yang menumpuk.
Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Betty Dahfiani Dahlan, menjelaskan bahwa seluruh peserta dilengkapi peralatan kerja seperti sarung tangan, sepatu boots, sabit, pacul, bambu, dan keranjang. Untuk mendukung kegiatan, mereka juga menerima bantuan transportasi sebesar Rp50 ribu per hari.
Selain itu, para pekerja padat karya dilindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan, mencakup Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
“Dengan cara ini, program padat karya tidak hanya menyehatkan lingkungan sungai, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada warga sekitar,” jelas Betty.
Pemkot Pekalongan menegaskan bahwa program padat karya akan terus dilanjutkan sebagai agenda rutin tahunan. Selain fokus pada sungai, kegiatan serupa di masa mendatang juga akan diarahkan ke titik-titik rawan genangan dan wilayah yang membutuhkan penanganan lingkungan lebih intensif.
Dengan langkah ini, pemerintah berharap kebersihan lingkungan dapat lebih terjaga, masyarakat memperoleh manfaat ekonomi, dan risiko bencana banjir bisa ditekan secara signifikan.
(war)
